Kekeliruan itu biasa. Seperti kelirunya persepsi
orang-orang yang sedang merintis organisasi barunya. Jadi ceritanya mereka baru
saja membentuk atau masuk ke dalam organisasi baru, dan tak tahu banyak soal
manajemen organisasi. Mereka selalu merasa, bahwa untuk memulai mereka perlu
membuat kegiatan yang langsung besar.
“Mulai saja dengan kegiatan yang besar,” begitu
seseorang biasa berkata. “Sekaligus kegiatan ini akan kita jadikan grand
opening dan pengenalan pertama kepada masyarakat.”
Jika Anda mahir berorganisasi, tentunya sah bila Anda
memulainya dari hal besar. Sebab pengalaman dan modal Anda cukup. Tapi
kenyataannya banyak yang tak mengerti, bahwa besar itu dimulai dari kecil. Anda
menjadi ahli sebab dahulu mengawalinya dari hal-hal kecil. Gunung pasir itu
bisa terjadi karena dimulai dari timbunan butiran-butiran pasir.
Pak Aminudin betul ketika berkata kegiatan yang baik
tidak harus selalu besar. Kegiatan yang baik justru dimulai dari kecil dulu,
dan yang kecil itu: dimulai. Iya dimulai, tidak ditunda, apalagi dibatalkan.
Cerita datang dari remaja masjid Jogokariyan. Dulu,
main playstation adalah gaya anak muda. Banyak anak muda tak ke masjid bersebab
asyik dengan game asal Jepang ini. Dan itu terjadi di Jogokariyan. Remaja di
sana masih memilih PS dari pada masjid.
Maka inisiatif ini mengubah banyak hal, ialah pengurus
remaja masjid di sana mengusulkan adanya playstation berada di masjid.
Ditemptkan di ruangan khusus sehingga kawan-kawan dapat bermain sepuasnya.
Luar biasa betul ide ini. Mereka memulai dari hal
kecil untuk mengembalikan anak muda ke masjid. Hal kecil yang sangat dekat
dengan remaja saat itu. Dan kabar baiknya, yang kecil itu dimulai. PS yang
dianggap kegiatan negatif oleh masyarakat benar-benar dibuat ada di masjid.
Anak-anak muda pun mulai berdatangan.
“Yang penting mereka dekat dengan masjid dulu,” kata
Gustami salah satu pengurus RMJ, organisasi Remaja Masjid Jogokariyan. “Kan
tidak mungkin kalau adzan berkumandang lantas mereka tidak ikut shalat. Tidak
mungkin juga mereka tidak bergaul dengan orang-orang masjid kalau aktivitas
yang mereka lakukan berada di masjid. Memang ini yang diharapkan.”
Coba pikirkan kembali apa yang saat ini dekat dengan
remaja. Apakah motor? Apakah internet? Apakah gadget? Apakah Instagram? Apakah
pacaran? Apakah adventure? Apakah tongsis? Apakah kamera? Apakah futsal? Apakah
nyari duit?
Lalu cobalah buat hal-hal kecil yang berhubungan
dengan semua itu namun tetap syar’i. Bisakah Anda menjawab tantangan itu? Tapi
jangan lupa. Jika Anda sudah menemukannya, segera mulai. Sebab yang besar
dimulai dari yang kecil, dan yang kecil itu perlu dimulai.
Yuris Saputra
No comments: